Beranda | Artikel
Kisah Keberanian dan Pengorbanan Bagian 3 - Kitab Ahsanul Bayan (Ustadz Kurnaedi, Lc.)
Minggu, 3 Desember 2017

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kisah Keberanian dan Pengorbanan Bagian 3 – Kitab Ahsanul Bayan merupakan bagian dari kajian kitab “أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” “Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman” karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah, yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc.

Download kajian sebelumnya tentang Kisah Keberanian dan Pengorbanan Bagian 2 – Kitab Ahsanul Bayan

Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini

Ringkasan Kajian Kitab Ahsanul Bayan: Kisah Keberanian dan Pengorbanan Bagian 3

Pada kajian sebelumnya, telah kita bahas tentang para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang memiliki sifat yang sangat berani dalam berjihad. Pada kajian ini, penulis rahimahullah menyebutkan seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Sa’ad bin Muadz. Beliau adalah seorang sahabat yang mulia, komandan pasukan kaum anshar..

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabat sebelum perang Badar, “Isyaratkan kepadaku wahai sekalian manusia“. Kemudian Sa’ad bin Muadz berkata, “Demi Allah, seakan-akan engkau menginginkan kami wahai Rasulullah“. Kemudian Rasulullah mengatakan, “Iya“. Sa’ad bin Muadz berkata, “kami sesungguhnya telah beriman kepada engkau dan kami telah membenarkan engkau. Dan kami bersaksi bahwa apa yang engkau bawa adalah Al-Haq. Dan kami telah memberikan perjanjian kami atas hal itu untuk mendengar dan taat kepada engkau. Teruskanlah wahai Rasulullah apa yang engkau inginkan. Kami akan bersama engkau. Demi dzat yang mengutusmu dengan Al-Haq, seandainya engkau bawa kami untuk menyeberangi lautan dan kau selami lautan itu, kami akan bersama engkau menyelami lautan itu. Tidak ada satupun dari kami yang akan mundur dan kami tidak benci kalau engkau bawa kami berperang melawan musuh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sabar ketika berada dalam peperangan. Ketika berjumpa dengan musuh di peperangan, kami orang yang jujur. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memperlihatkan kepada engkau tentang kami yang bisa membuat menyenangkan pandangan matamu. Maka berjalanlah di atas keberkahan Allah subhanahu wa ta’ala.

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam gembira dan membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semangat. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “berjalanlah kalian, sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menjanjikan kepadaku salah satu dari dua hal. Demi Allah, seakan-akan aku melihat tempat mereka terbunuh.

Perang Badar, adalah perang yang luar biasa dan dimenangkan oleh kaum muslimin atas izin Allah subhanahu wa ta’ala. Padalah jumlah kaum musyrikin sangatlah banyak, persenjataan mereka lengkap. Sedangkan kaum muslimin, tidak siap untuk perang dan jumlahnya juah lebih sedikit. Tapi Allah menangkan kaum muslimin. Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin jangan berpandangan dengan pandangan keduniaan dalam menghadapi musuh. Sebagian orang takut dengan apa yang telah dimiliki oleh orang-orang kuffar. Betul bahwa Allah subhanahu wa ta’ala perintahkan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi orang-orang kuffar. Tetapi hal penting yang harus diingat adalah keimanan dan ilmu. Karena Allah subhanahu wa ta’ala lah yang memenangkan semua jihad kaum muslimin.

Contoh selanjutnya, dari keberanian para sahabat adalah dua pemuda dari kalangan Anshor. 

Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu anhu, beliau bercerita: “Aku benar-benar berada di tengah barisan saat perang Badar, ketika aku menoleh ke sebelah kanan dan sebelah kiri, aku melihat dua pemuda yang masih sangat belia. Seakan-akan aku tidak yakin dengan keberadaan mereka. Salah seorang dari mereka berkata setengah berbisik kepadaku: ‘Paman, tunjukkan kepadaku mana Abu Jahal?’ Aku katakan kepadanya, ‘Wahai anak saudaraku, apa yang akan kau perbuat dengannya?’ Pemuda itu kembali berkata, ‘Aku diberitahu bahwa ia telah mencela Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .” Dia melanjutkan, “Demi Allah Azza wa Jalla yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya aku melihatnya niscaya jasadku dan jasadnya akan menempel dan tidak terpisah sampai salah seorang di antara kami mati terlebih dahulu.” Aku tercengang dengan perkataanya. Lalu yang lainnya menyentuhku dan mengatakan hal senada. Tidak beberapa lama, aku melihat Abu Jahal berkeliling di tengah manusia. Aku berkata, ‘Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi!’ Mereka pun saling berlomba mendatanginya dan menyerangnya dengan pedang sampai akhirnya mereka berhasil membunuh Abu Jahal.”

Kemudian dua pemuda tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya : “Siapa di antara kalian yang membunuhnya?” Masing-masing menjawab : “Saya yang membunuhnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian?” Mereka menjawab : “Belum” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperhatikan kedua pedang mereka dan bersabda : “Kalian berdua telah membunuhnya.“.

Anak-anak muda itu terdidik diatas Al-Qur’an dan Sunnah, mereka terdidik diatas cinta Allah dan cinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka terdidik diatas ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Maka lihatlah mereka lalu bandingkan dengan pemuda zaman sekarang. Setiap kalian hendaknya melihat anak kalian. Apakah mereka terdidik seperti anak-anak yang dididik oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Yakni diatas keberanian.

Simak Penjelasan Lengkap dan Download Kajian Kitab Ahsanul Bayan: Kisah Keberanian dan Pengorbanan Bagian 3



Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29917-kisah-keberanian-dan-pengorbanan-bagian-3-kitab-ahsanul-bayan-ustadz-kurnaedi-lc/